Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya gangguan pendengaran, di antaranya adalah:
- Faktor usia. Kebanyakan orang akan mulai terganggu pendengarannya akibat bertambahnya usia. Gangguan pendengaran akibat usia dikenal dengan nama presbikusis.
- Suara yang keras. Mendengar suara yang keras, baik mendengar suara yang sangat keras dan tiba-tiba, seperti suara ledakan, atau mendengar suara keras (tidak sekeras ledakan), seperti suara pesawat terbang, yang terjadi menahun, bisa membuat gangguan pendengaran.Infeksi atau kotoran. Kondisi ini dapat menyumbat rongga telinga.
- Trauma, terutama retaknya tulang telinga atau pecahnya gendang telinga.
- Obat-obatan. Beberapa obat tercatat dapat menimbulkan gangguan baik sementara atau permanen, di antaranya aspirin, antibiotik streptomycin, dan obat-obat kemoterapi, misalnya cisplatin dan cyclophosphamide.
- Penyakit. Penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes dapat mengganggu suplai darah ke telinga.
Jika dibedakan dari bagian telinga yang terganggu, ada dua jenis gangguan pendengaran, yaitu:
- Gangguan pendengaran (tuli) sensorineural.Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan sel rambut sensitif yang ada di telinga bagian dalam atau rusaknya saraf pendengaran.
- Beberapa pemicu gangguan pendengaran sensorineural adalah faktor keturunan, cedera kepala, serangan stroke, penuaan, obat-obatan, mendengar suara keras.
- Gangguan pendengaran konduktif. Biasanya terjadi saat gelombang suara tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam. Beberapa penyebab gangguan pendengaran konduktif adalah gendang telinga pecah atau berlubang, pembengkakan dinding atau disfungsi pada saluran atau tuba eustachius (saluran yang menghubungkan rongga telinga dengan rongga hidung), kotoran telinga atau tumor jinak yang menyumbat, infeksi, dan masuknya benda asing ke dalam telinga.
Diagnosis Gangguan Pendengaran
Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:
- Pemeriksaan Telinga. Dokter akan memeriksa telinga untuk mencari penyebab gangguan, seperti kotoran telinga, infeksi, atau rusaknya gendang telinga. Pemeriksaan ini dapat dibantu oleh alat yang dinamakan otoskop.
- Uji garpu tala. Selain bisa mendeteksi gangguan pendengaran, uji garpu tala juga bisa menentukan telinga bagian mana yang rusak.
- Uji audiometri nada murni. Pada tes ini, sebuah mesin akan memproduksi suara dengan beragam volume dan frekuensi yang akan didengarkan oleh penderita melalui headphone dan akan meminta kepada penderita untuk menekan tombol bila mendengar suara tersebut.
Dari beberapa pemeriksaan tersebut, dokter akan mengetahui derajat ketulian yang dialami penderita. Ada empat tingkatan derajat ketulian, yaitu:
- Tuli ringan. Biasanya penderita kesulitan menyimak perkataan dari lawan bicara yang ada di kejauhan dan di lingkungan yang berisik.
- Tuli sedang. Penderita akan sulit mendengar lawan bicaranya pada jarak dekat.
- Tuli berat. Penderita hanya dapat mendengar suara yang keras, seperti suara sirine.
- Tuli sangat berat. Penderita hanya mendengar suara yang keras sekali dan diterima hanya sebagai getaran.
Pengobatan Gangguan Pendengaran
Cara pengobatan gangguan pendengaran tergantung dari penyebab serta tingkat keparahannya. Biasanya penderita gangguan pendengaran ditangani dengan:
- Membersihkan kotoran yang menyumbat telinga.
- Pembedahan. Langkah ini mungkin akan dilakukan jika penderita mengalami cedera telinga atau infeksi kambuhan.
- Alat bantu dengar. Alat ini dapat membuat suara yang didengar oleh penderita menjadi lebih kuat dan mudah didengar.
- Implan koklea, yaitu alat bantu dengar yang ditanam di bawah kulit di belakang telinga penderita.
- Mempelajari bahasa isyarat dan membaca bibir. Jika penderita mengalami gangguan pendengaran berat atau mengalami ketulian sejak lahir dapat mengganggu komunikasi dengan orang lain. Dianjurkan untuk memahami bahasa isyarat dan membaca bibir untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain.
Pencegahan Gangguan Pendengaran
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan pendengaran, yaitu:
- Jangan memasukkan benda ke dalam telinga anak-anak, termasuk jari, korek kuping (cotton bud), kapas, dan tisu.
- Menguji indra pendengaran secara berkala jika sering terpapar suara keras saat bekerja.
- Menghindari kegiatan yang berisiko mencederai indra pendengaran, seperti berburu dengan senapan atau mendengarkan musik dengan volume yang terlalu keras.
- Lindungi telinga saat berada di lingkungan yang berisik.
- Gunakan headphone yang bisa menahan masuknya suara luar saat mendengarkan musik dengan headphone, sehingga volume suara tidak perlu terlalu besar.
- Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala infeksi telinga atau gejala lain seperti telinga berdenging, agar penyakit ini tidak berkembang menjadi kehilangan pendengaran.
- Jangan merokok, sebab menghirup asap rokok dapat membuat kemampuan pendengaran menurun perlahan.
Tes pendengaran pada bayi baru lahir berperan penting dalam mendeteksi dan mencegah gangguan pendengaran. Mengingat indera pendengaran berperan penting mengiringi masa pertumbuhan dan perkembangan bayi.
- Tes pendengaran pada bayi baru lahir perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran, sehingga dapat diberikan penanganan yang tepat sejak dini.
Tujuan dan Metode Tes Pendengaran pada Bayi
- Bayi yang terlahir di dunia akan mempelajari hal-hal di sekitar melalui kedua telinganya. Gangguan sekecil apapun pada indera pendengaran apabila tidak segera ditangani bisa memengaruhi kemampuan komunikasi dan bahasa bayi.
- Tes pendengaran umumnya dilakukan usai proses kelahiran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui fungsi indera pendengaran bayi berfungsi normal atau mengalami gangguan. Jika ditemukan gangguan pendengaran pada bayi, maka dokter dapat segera mengambil tindakan penanganan.
Tes pendengaran bayi baru lahir dilakukan melalui dua cara, yang hanya memerlukan waktu lima sampai sepuluh menit. Tes pendengaran ini tidak menyakitkan, justru sebagian bayi Anda akan tertidur saat pemeriksaan.
- Tes Automated Auditory Brainstem Response (AABR). Perawat akan menaruh sensor di kulit kepala bayi. Sensor ini terhubung dengan jaringan komputer yang mengukur aktivitas gelombang otak bayi, sebagai respon terhadap bunyi klik yang dikirim melalui earphone kecil.
- Tes Otoacoustic Emissions (OAE). Tes pendengaran ini dilakukan untuk mengukur gelombang suara di telinga bayi bagian dalam. Perangkat kecil diletakkan di telinga bayi untuk menghasilkan bunyi klik yang lembut, kemudian akan direkam respon telinga bayi terhadap bunyi tersebut.Hasil Tes Pendengaran Bayi Baru Lahir
Tidak membutuhkan waktu lama untuk memperoleh hasil tes pendengaran pada bayi. Bahkan hasil tes biasanya bisa diperoleh segera setelah tes selesai. Jika hasil tes pendengaran menyatakan kedua telinga bayi dapat merespons dengan baik, maka kemungkinan besar bayi tidak mengalami gangguan telinga.
Jika bayi Anda dinyatakan tidak lulus tes pendengaran, jangan berkecil hati. Bukan berarti bayi Anda divonis memiliki gangguan pendengaran. Bisa jadi gagalnya tes pendengaran pada bayi Anda disebabkan oleh faktor-faktor lain, sehingga dibutuhkan serangkaian tes pendengaran lanjutan untuk memastikan penyebab dan letak gangguan tersebut.
Beberapa penyebab kegagalan tes pendengaran pada bayi, antara lain:
- Terdapat cairan pada telinga bagian tengah, atau kotoran yang menyumbat pada saluran telingaRuangan tes terlalu berisikBayi terlalu banyak bergerak atau menangis.
- Apabila dirasa perlu maka kemungkinan akan direkomendasikan pemeriksaan lanjutan ke dokter THT. Umumnya tes akan dilakukan 4 minggu kemudian. Tes yang dilakukan tidak akan menyakiti bayi, dilakukan sekitar 1-2 jam. Sekilas tes pendengaran ini akan mirip dengan tes sebelumnya, namun dapat memberikan hasil yang lebih detail.
Walaupun demikian, jenis-jenis tes pendengaran bayi baru lahir tidak selalu bisa mendeteksi gangguan pendengaran permanen. Gangguan pendengaran juga bisa saja baru muncul kemudian ketika usia kanak-kanak. Oleh karenanya, konsultasikan kepada dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan kemampuan anak dan penanganan terbaik terhadap gangguan yang mungkin dialami.
Halusinasi
- Halusinasi pendengaran adalah ketika Anda mendengar suara, misalnya suara orang, suara langkah kaki atau ketukan pintu, namun orang lain tidak mendengarnya, karena sebenarnya suara tersebut tidak nyata. Ciri utama halusinasi pendengaran yaitu mendengar suara yang tidak didengar oleh orang lain.
- Halusinasi bisa terjadi pada salah satu dari lima indera. Tetapi dibandingkan dengan jenis halusinasi lainnya, halusinasi pendengaran lebih umum terjadi. Halusinasi pendengaran bisa dialami oleh siapa saja.
Adapun penyebab dari halusinasi pendengaran meliputi:
- Mengalami Gangguan Mental
Halusinasi pendengaran sangat umum terjadi pada penderita skizofrenia. Namun, bisa juga terjadi pada penderita gangguan mental lain seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), depresi berat, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD) .
- Gangguan Pendengaran
Orang yang mengalami gangguan pendengaran pada salah satu atau kedua telinga dapat mengalami halusinasi pendengaran berupa munculnya suara aneh ataupun suara musik. Mereka yang mengeluhkan telinga berdengung atau tinitus juga berisiko mengalami halusinasi pendengaran.
- Gangguan Tidur
Kurang tidur dapat membuat seseorang rentan mengalami halusinasi. Apalagi jika kurang tidur selama berhari-hari atau dalam periode yang cukup lama. Selain itu, orang yang mengalami gangguan tidur dalam bentuk narkolepsi mungkin untuk mengalami halusinasi saat menjelang tidur ataupun saat bangun tidur.
- Konsumsi Alkohol dan Obat Terlarang
Konsumsi alkohol dan narkoba seperti ekstasi, LSD, dan kokain umumnya akan menyebabkan halusinasi penglihatan, namun tak menutup kemungkinan juga dapat menyebabkan seseorang mendengar suara-suara yang sesungguhnya tidak ada.
- Migrain
Kerap kali saat seseorang mengalami migrain, perasaan melihat atau mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada bisa saja terjadi. Apalagi, jika orang tersebut juga mengalami depresi. Gejala munculnya halusinasi menjelang migrain ini disebut aura.
- Alzheimer, Demensia dan Parkinson
Penderita Alzheimer, demensia dan penyakit Parkinson sering mengalami halusinasi pendengaran. Sebagian penderita penyakit ini merasakan bahwa suara yang terdengar tampak begitu nyata sehingga mereka kerap menanggapi suara tersebut.
- Epilepsi
Selain mengalami kejang, penderita epilepsijuga dapat mengalami halusinasi pendengaran. Pasien epilepsi biasanya akan mendengar adanya suara aneh, suara bising, suara keras, dan beberapa orang akan mendengar suara yang lebih kompleks. Halusinasi ini dapat terjadi karena adanya masalah pada bagian otak tertentu.
Bagi Anda yang sedang menjalani pengobatan baru atau mendapatkan obat dengan dosis yang lebih tinggi dari biasanya, halusinasi pendengaran bisa saja terjadi. Kondisi ini dan orang yang mengonsumi banyak obat.
Kondisi lain yang juga dapat menimbulkan halusinasi adalah Selain itu, demam tinggi terutama pada anak dan lanjut usia, atau beberapa jenis penyakit yang sudah memasuki stadium lanjut seperti AIDS, kanker otak serta gagal ginjal dan hati
Cara Mengatasi Halusinasi Pendengaran
- Pengobatan halusinasi perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Karena itu penting untuk mendapat pemeriksaan dari dokter untuk mencari penyebab halusinasi sebelum memulai pengobatan.
- Halusinasi pendengaran perlu segera ditangani jika sering berulang, menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari atau hubungan dengan orang sekitar. Untuk mengatasi halusinasi pendengaran bisa dengan pemberian obat-obatan seperti antipsikotik dan psikoterapi. Dokter ahli kesehatan jiwa atau psikiater dapat mengevaluasi kondisi ini lebih lanjut dan menentukan langkah penanganan yang tepat untuk Anda.
Pentingnya pemilihan pendengaran
Sebelum melakukan pemilihan kami akan melakukan test pendengaran,selanjutnya membantu menjelaskan kondisi pendengaran pasien serta akibat yang dirasakannya dengan gangguan pendengaran jika terjadi penurunan pendengaran.hal yang perlu di perhatikan saat memilih gangguan pendengaran adalah seberapa turunny fungsi dan jenis gangguan pendengaran yang terjadi supaya bisa di tentukan alat yang mana yang disarankan untuk kebutuhan anda,
kami jakarta hearing center akan menyarankan alat bantu dengar sesuai dengan kebutuhan anda dan alat bantu dengar yang baik saat ini alat yang fullydigital(alat yang suaranya sudah digital dan pengaturan dasar awal sudah melalui komputer sehingga ke akuratan settingan alat bantu dengar pas dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Mencobakan alat bantu dengar kepada pasien sebagai rasa awal untuk kenyaman bagi pengguna alat bantu dengar dan di kondisikan dengan situasi tenang seperti diruangan maupun situasi berisik sekalipun seperti di luar ruangan sebelum melakukan pembelian alat bantu dengar.